Syahrial: Sekarang, Banyak Sarjana dan Profesor Malah Jadi Koruptor!

Syahrial: Sekarang, Banyak Sarjana dan Profesor Malah Jadi Koruptor!

Syahrial: Sekarang, Banyak Sarjana dan Profesor Malah Jadi Koruptor! - Berawal dari kekecewaannya pada mutu pendidikan di Indonesia, Syahrial Yusuf terdorong membangun Instansi Pendidikan serta Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I). Dengan menanamkan pendidikan ciri-ciri serta soft skill, tujuan pencapaian instansi pendidikan itu yaitu cetak 99 % lulusan yang siap bekerja serta buka lapangan kerja.

Untuk seseorang enterpreneur di bagian pendidikan, Syahrial mengakui mempunyai tanggung jawab moral membuat tenaga kerja yang siap diserap oleh bermacam industri atau mendidik calon-calon pengusaha muda yang lain untuk siap melakukan bisnis. Ia tidak akan instansi pendidikan cuma konsentrasi di bagian pendidikan, namun mesti membuahkan lulusan trampil, siap kerja, serta jadi seseorang pengusaha. Untuk tersebut, ia benar-benar mengutamakan tidak cuma hard skill diberikan pada mahasiswa, tetapi juga soft skill.

"Saya sepakat. Bagus sekali bila pendidikan ciri-ciri itu masuk ke dalam kurikulum. Sampai kini, pendidikan ciri-ciri belum masuk benar ke peserta didik, " tutur Syahrial pada Kompas. com, Jumat (25/10/2013) lalu.

Syahrial mengaku, pendidikan ciri-ciri benar-benar mutlak untuk membuat kepribadian seseorang mahasiswa. Diluar itu, beberapa pendidik, terlebih dosen, untuk pembawa materi juga mesti tahu apa yang ia berikan.

" Bila tak, pendidikan ciri-ciri itu sendiri tak lagi terwujud, " tuturnya.

Dia menyampaikan, aplikasi pendidikan ciri-ciri condong mutlak pada tiga mata pelajaran.

 " Yang pertama yaitu, bila di Jepang disebutnya dengan Spirit Bushido, namun di Indonesia saya menyebutnya Spirit of Kerja Keras Islam. Saya mengaplikasikan pada anak-anak peserta saya bahwasanya dengan berusaha keras artinya sudah menggerakkan satu diantara etos itu, " katanya.

Ke-2, lanjut Syahrial, kewirausahaan. Menurut dia, ciri-ciri untuk seseorang wira usaha yaitu tak perlu menyalahkan orang lain, namun senantiasa berkaca serta menyalahkan diri sendiri untuk melakukan perbaikan diri yang akan datang.

" Kenapa kita dapat gagal? Kenapa kita tak dapat mencapai yang kita kehendaki? Berkacalah pada diri kita sendiri serta jadilah wirausahawan yang senantiasa memikirkan positif, " katanya.

Ketiga, pada pengembangan kepribadian. Menurut dia, pendidikan ciri-ciri butuh mengarahkan mahasiswa untuk mempunyai mimpi serta meraih mimpi mereka.

" Disini kami telah menerapkannya, yakni untuk pelajaran pengembangan kepribadian, itu di semester pertama. Bila Etos Kerja Keras Islam belum demikian digodok. Namun, telah ada mentoring agama di masjid kita disini, " paparnya.

Jadilah entrepreneur

Waktu ini LP3I sudah mengembangkan sayap dengan mempunyai 48 lokasi universitas di semua Indonesia. Tujuan pencapaian instansi pendidikan itu dengan cetak 99 % lulusan yang segera memperoleh area untuk bekerja.

Syahrial menyampaikan, untuk hadapi persaingan global, institusi pendidikan Indonesia tak seutuhnya siap. Untuk Wakil Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Semua Indonesia, ia berani menyebutkan bahwasanya di hampir seluruh lini di bidang pendidikan Indonesia serba kekurangan, dimulai dari dosen, kurikulum, serta system.

" Pendidikan kita itu tak sempat di perhatikan pemerintah. Fakultas Ekonomi di Australia telah ada 12 jurusan, di Kampus Gadjah Mada hanya tiga jurusan. Di Australia telah ada jurusan Perdagangan, Ekonomi Asia Pasifik, Ekonomi Timur Tengah, serta Ekonomi Asia. Jadi, jauh sekali bila akan dibanding, " katanya.

Syahrial mengakui, Menteri Pendidikan serta Kebudayaan Mohammad Nuh tetap semakin banyak membahas filosofis pendidikan. Dia menyampaikan, telah semestinya Mendikbud membahas bagaimana pendidikan mengarah untuk pembangunan masa global hingga betul-betul lebih menggali kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk Indonesia di kancah global.

" Terhitung untuk menyongsong ASEAN Free Trade 2015. Kita belum ada rencana sekalipun hadapi ASEAN Free Trade Area. Tidak ada guidance serta motivasi dari mereka (Kemendikbud). Malaysia saja telah berkali-kali mengadakan Malaysia Goes to 2015. Jadi, bisa terbayang, apa yang bisa kita kerjakan kelak. Bila seperti saat ini, ya kita ribet, " tuturnya.

" Saat ini akhirnya sarjana serta profesor jadi jadi koruptor. Telah jelas profesor itu ilmunya tinggi sekali. Namun, bila akan jadi kaya, ya mesti jadi entrepreneur, bukan hanya jadi petinggi serta selalu korupsi. Saat ini kita hanya jadi pembantu di negara lain, tidak jadi tuan tempat tinggal lagi, " imbuhnya.

Syahrial mengharapkan, ke depan pendidikan ciri-ciri betul-betul diperkuat dari SD. Hal semacam itu mesti di dukung kuat dengan menomorsatukan pendidikan agama.

" Bukan sekedar Islam, namun seluruh agama. Waktu saya bertandang ke Jepang, ada dompet jatuh di kereta, tetap utuh dompetnya hingga esok harinya. Mengapa, lantaran di Jepang ditumbuhkan suatu budaya yang baik serta di ajarkan keimanan yang baik juga. Jika mengambil yang bukan hanya punya kita, ya berdosa. Meskipun saya tidak kaya banget, buat apa masuk neraka lantaran makan duit rakyat. Hidup itu tidak cuma didunia! " ucapnya.

Berantas pengangguran 

Tidak cukup meningkatkan LP3I, di ultah perak LP3I th. ini Syahrial bangun Syahrial Center untuk mensupport tekad kerasnya, yakni menanamkan pendidikan ciri-ciri serta soft skill pada penduduk. Tujuannya hanya satu, memberantas pengangguran.

Untuk program corporate social tanggapanibility (CSR) dari instansi pendidikan yang didirikannya itu, satu diantara aktivitas Syahrial Center yaitu berikan Kursus Spiritual Entrepreneurship Quotient (SEQ) gratis untuk warga, yang beberapa waktu terakhir dikerjakan di Depok. Ia berkeras, kursus SEQ ini dapat menggugah serta bangun ciri-ciri penduduk yang sampai saat ini banyak tergerus dalam praktik-praktik kemunduran moral.

" Seperti berbohong yang telah jadi rutinitas, monopoli usaha, sampai praktek korupsi yang makin banyak terkuak. Motivasi untuk merubah diri tersebut yang butuh kita kuatkan dahulu di penduduk, " katanya. 

Seperti pada beberapa mahasiswanya, Syahrial juga menegaskan pada warga bahwasanya untuk jadi seseorang entrepreneur sebaiknya mempunyai mental pemimpin, pintar berikan motivasi, memikirkan positif, dapat bangun etos kerja serta keberanian dan kepercayaan diri selalu untuk positif melihat persoalan serta dapat memecahkan persoalan.

" Keberhasilan bukan hanya suatu keberuntungan, namun di bangun melewati misi serta visi, " ucapnya.


<<< Kompas>>>

No comments:

Post a Comment

NO SARA NO SPAM. THANX