Memahami Pemikiran Sosial Ir. Sukarno

Memahami Pemikiran Sosial Ir. Sukarno - Berbicara tentang Ir. Sukarno memang akan membuat para generasi penerus berdecak kagum. Setelah kemarin saya memposting riwayat hidup beliau yang saya bagi menjadi 2 bagian yaitu bag. I dan bag. II, karena walaupun sudah diringkas masih tetaplah terlalu panjang untuk dipublikasikan dalam satu postingan, kali ini saya ingin membagikan lagi kisah sosok Bung Karno dan saya beri judul "Memahami Pemikiran Sosial Ir. Sukarno".

Pemikiran Sosial Ir. Sukarno


Masyarakat merupakan sebuah anasir nation and karakter building mempunyai tingkat keragaman dalam kehidupan sosial manusia sudah sangat umum diketahui. Sebagian masyarakat terorganisir secara sederhana dan kecil, sementara sebagian lain besar, dan sangat kompleks. Sebagian masyarakat menopang kehidupannya dengan berburu dan meramu, atau bertani, sementara yang lain menggantungkan diri kepada industri modern.

Diantara yang menggantungkan hidup kepada industri modern, sebagian menganut sistem ekonomi kapitalis sementara yang lain membangun sosialisme. Sistem pemerintahan demokratis banyak diberlakukan di pemerintahan modern sementara sejumlah negara lain diperlakukan pemerintahan totaliter. Peperangan telah menjadi gambaran kronik untuk sejumlah besar masyarakat namun disebagian lain sama sekali tidak dikenal. Orang-orang sebagian masyarakat menghargai individu yang mempunyai ambisi dan semangat bersaing, sebaliknya para anggota masyarakat lain menekankan untuk kerja sama atau gotong-royong.

Dari banyaknya variasi dalam pikiran dan tindakan manusia terdapat sejumlah karakteristik yang sama bagi kebanyakan masyarakat. Semua masyarakat mempunyai sistem ekonomi, pola kehidupan perkawinan dan keluarga, bentuk kepercayaan dan ritual keagamaan, singkatnya berbagai masyarakat manusia mempunyai ciri-ciri yang sama dan juga berbeda. Kebersamaan-kebersamaan dan juga perbedaannya. Dari sinilah karakter masyarakat membentuk sebuah kekuatan yang menjadikan sebuah pranata sosial yang menuju satu tujuan. Adapun sistem dasar yang harus dibangkitkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah perjuangan roch. Menurut Ir Soekarno perjuangan semangat, perjuangan gest. Ia adalah suatu perjuangan yang dalam awalnya harus menaruh alas-alas, sendi-sendinya tiap-tiap perbuatan dan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Roch dan semangat yang musti kita bangunkan dan kita hidup-hidupkan dan kita bangkitkan, bilamana kita ingin berhasilnya fiil tadi. Sebab perbuatan tidak bisa luhur dan besar, jikalau ia tidak terpikul oleh roch dan semangat yang luhur dan besar pula adanya.

Rangkaian anasir masyarakat yang mengglobal merupakan sebuah pandangan progresif revolusioner yang berkeinginan untuk secepatnya mencapai tujuan di masyarakat di Indonesia. Tujuan dari bangsa Indonesia adalah sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan proklamasi 1945. Hal ini bisa dilakukan jika sejak kekuatan segala tenaga material dan spiritual, segala funds dan forces dikerahkan secara serentak, secara gotong-royong. Tujuan tersebut bisa diwujudkan jika revolusi itu dilandasi oleh landasan nasional yang kokoh yang bernaung dihatinya rakyat mempunyai kepribadian politik, sosial, ekonomi, kultur yang benar-benar berbenteng dalam api jiwanya rakyat.
Landasan nasional yang dimaksud adalah Pembukaan dan UUD 1945, itu merupakan sebuah lukisan pandangan hidup sebagai bangsa, tujuan hidup falsafah hidup, rahasia hidup dan pegangan hidup. Karena itu proklamasi dan UUD 1945 adalah satu pengejawantahan daripada kita punya isi jiwa yang sedalam-dalamnya, satu darsteling dari pada kita deepest inner self.

Jika kita melihat kepribadian bangsa yang tercermin di atas niscaya sebuah pemerintahan yang berjalan selalu melaksanakan amanat penderitaan rakyat, sehingga bangsa kita adalah sebuah bangsa yang berdasarkan demokrasi yang gotong-royong yang tidak jegal menjegal yang selalu diatur oleh Nekolim. Bagaimana dan demokrasi kita yang telah diatur oleh landasan nasional kita yaitu demokrasi yang sebenar-benarnya pemerintahan rakyat. Dengan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi masyarakat Indonesia bisa diatur dan niscaya akan menjadi suatu masyakarat yang tiada kapitalisme dan imperialisme. Dengan adanya demokrasi ekonomi diharapkan masyarakat Indonesia adalah gambarnya satu kerukunan rakyat satu pekerjaan bersama rakyat daripada rakyat satu kesamarataan daripada rakyat sesuai dengan proporsinya.

Inilah demokrasi sejati yang kita cita-citakan dan yang saya sebutkan dengan nama baru, sosio demokrasi, inilah demokrasi tulen yang hanya timbul dari nasionalisme marhaen, dari nasionalisme yang didalam batinnya sudah menyandang kerakyatan tulen yang anti tiap-tiap macam kapitalisme dan imperialisme walaupun dari bangsa sendiri yang pernah dengan rasa keadilan dan rasa kemanusiaan yang menolak tiap-tiap sifat borjuis dan keningratan. Nasionalisme kerakyatan yang saya sebutkan pula dengan nama baru sosio nasionalisme. Hanya sosio nasionalisme bisa melahirkan sosio demokrasi, nasionalisme lain tidak bisa dan tidak akan melahirkan sosio demokrasi. Siapa yang berteriak-teriak “sosio demokrasi” tetapi dadanya masih berisi sifat-sifat keborjuisan atau keningratan walau sedikitpun jua ia adalah seorang munafik yang bermuka dua.

Sifat borjuis dan feodalisasi merupakan batu karang yang menjadi rintangan tujuan sosialisme Indonesia. Dimana sifat tersebut tercermin dalam pelaksanaan imperialisme dan kapitalisme yang syarat akan individualisme dalam penerapan sosial ekonomi dengan hanya menjadikan alat untuk mengembangkan kekuatan produksi, dimana tergantung kedudukan sosial dari golongan borjuis. Dengan itu ekonomi politik digunakan sebagai senjata dalam perjuangan memotong ikatan-ikatan lawan yang mengekang inisiatif dan kegiatan ekonomi mereka. Dengan tipu dayanya masyarakat luas secara tidak sadar mendukungnya yang disebabkan oleh peranan borjuis sebagai kelas yang progresif dan ekonomi kreatif.

Kesadaran masyarakat muncul setelah golongan borjuis telah mencapai dan mengkonsolidasikan kedudukannya sebagai kelas yang memegang pemerintahan. Pada akhir tujuannya apakah golongan borjuis, kapitalis memperjuangkan pembangunan rakyat? Thomas Hodgskin (1787-1869) dalam bukunya berkata: “Buruh dilindungi dari tuntutan modal”. Dalam buku ini diungkapkan bahwa:”kita membutuhkan modal, dan bukan kapitalis” hal ini dikomentari oleh Engels sebagai serangan kepada golongan borjuis dengan senjata golongan borjuis itu sendiri.

Demikian tadi uraian bagaimana Memahami Pemikiran Sosial Ir. Sukarno. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun bangsa ke depannya. Sampai berjumpa lagi pada posting berikutnya.

Sumber : Skripsi Studi Tentang Pemikiran Soekarno Terhadap Realitas Dan Konsepsi Pendidikan Islam  Di Indonesia, oleh Sodiq Purnomo, STAIN Malang

No comments:

Post a Comment

NO SARA NO SPAM. THANX